Awan mendung menyelimuti batin Lara. Cinta yang mengoyak, tradisi yang doktriner, lingkungan konservatif, serta kehadiran pahlawan oposisi, tak luput menjadi pemicunya. Demikian sepintas kisah dalam novel berjudul ‘Perempuan yang Dibiarkan Pergi’ karya Akiko Lahitani, perempuan kelahiran Sumedang yang belum menikah. Meski berangkat dari tema mainstream , roman setebal 326 halaman ini tetap saja memikat dan memberi pandangan baru perihal pertempuran batin yang tak pernah selesai dibicarakan: cinta. "Semua kisah yang tertuang adalah investasi berpikir yang meleburkan pengalaman dan harapan," begitu kata penulisnya dalam kata pengantar, sekaligus mengonfirmasi kalau ada narasi kuat kehidupan personal. Terbagi ke dalam dua belas chapter, novel yang diterbitkan Beatzy Publishing ini mengisahkan perjumpaan sepasang insan yang bubar lantaran tradisi perjodohan. Peristiwa berawal dari Irlandia. Lara, tokoh utama dalam cerita, tertawan pada pria bernama Faas. Kedu...
Nyaman. Itu kesan yang tergambar saat kaki pertama kali memijak di warung Kopi Klotok, Yogyakarta. Bagaimana tidak, semilir angin pepohonan rindang, hamparan sawah yang instagramable, serta kicauan burung yang terbang kejar-kejaran membuat siapa saja enggan beranjak pergi. PARKIRAN. Area pelataran parkir warung Kopi Klotok. Minggu siang, 22 Maret. Terik matahari yang menyembul kuat berganti udara sejuk begitu memasuki pelataran parkir warung Kopi Klotok di Jalan Kaliurang Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Hari itu tampak sepi. Hanya beberapa pengunjung yang lalu-lalang. Pandangan lantas tertuju pada orang yang berseragam kuning. Raut mukanya kelelahan memapah nampan yang disampirkan ke bahu. Bolak-balik mengantar pesanan. Ia adalah orang yang bertugas melayani pengunjung. "Duduk dulu, mas. Nanti pesanannya diantar," katanya setelah saya memesan dua gelas kopi klotok dan pisang goreng. Asal tahu saja -barangkali pembaca sudah tahu- ternyata nama kop...